Saat dilahirkan manusia tidak tahu apa-apa,
kemudian Allah memberi hidayah berupa pendengaran, penglihatan dan hati atau
akal. Dengan ketiga hal itu manusia akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk
hidupnya. Dalam surat An-Nahl: 78
dinyatakan bahwa:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran , penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur.”( QS. An-Nahl
: 78)
Allah Maha
Bijaksana menganugrahkan irodah (keinginan dan dorongan) kepada manusia
untuk mencari ilmu. Anak kecil selalu ingin tahu dan ingin bisa. Kita menyadari
pentingnya ilmu untuk kehidupan masa depan, sebab itu selalu mendorong anak –anak
untuk sekolah dan belajar. Kita memper siapkan mereka agar bisa hidup layak
kelak setelah dewasa, bisa mandiri dan tidak banyak tergantung kepada orang
lain.
Rasanya sudah
cukup besar kesadaran semua pihak; keluarga, masyarakat, dan Negara terhadap
pendidikan demi kesejahteraan warga dan rakyatnya. Tetapi apakah yang kita
pikirkan hanya kehidupan dunia? Bukankah kita juga harus hidup bahagia di
akhirat? Untuk mendapatkan kebahagiaan akhirat wajib bagi kita untuk
mempelajari ilmunya. Namun kebanyakan orang tehadap akhirat kurang perhatian. Mereka
lebih mengutamakan hayatuddun-ya. Firman Allah SWT dalam QS. AL-A’la : 16 dan QS. An-Nazi’at :37-39 :
“Tetapi kamu (orang-orang
kafir) memilih kehidupan dunia.”(QS.AL-A’la:16)
“Adapun orang yang
melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya
nerakalah tempat tinggal(nya).” (QS. An-Nazi’at : 37-39)
Imam Abu Daud dan
Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW bersabda : Bahwa orang yang mencari ilmu tidak dimaksudkan
untuk mencari ridha Allah, tetapi hanya untuk mencari penghidupan dunia, di
hari kiamat nanti tidak akan menikmati surga.
Ilmu dunia dan
akhirat(agama) harus saling mendukung, melengkapi, dan korelasi. Dengan ilmu
hisab seorang yang hendak shalat tidak perlu melihat matahari, tidak usah
memperhatikan langit setiap saat menunggu gerhana, tetapi kita dapat mempersiapkan
diri jauh sebelumnya. Demikian juga
dalam pelaksanaan ibadah lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar