Minggu, 23 November 2014

Fadilah Ilmu Agama


      Saat dilahirkan manusia tidak tahu apa-apa, kemudian Allah memberi hidayah berupa pendengaran, penglihatan dan hati atau akal. Dengan ketiga hal itu manusia akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk hidupnya.  Dalam surat An-Nahl: 78 dinyatakan bahwa:
        “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran , penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”( QS. An-Nahl : 78)
      Allah Maha Bijaksana menganugrahkan irodah (keinginan dan dorongan) kepada manusia untuk mencari ilmu. Anak kecil selalu ingin tahu dan ingin bisa. Kita menyadari pentingnya ilmu untuk kehidupan masa depan, sebab itu selalu mendorong anak –anak untuk sekolah dan belajar. Kita memper siapkan mereka agar bisa hidup layak kelak setelah dewasa, bisa mandiri dan tidak banyak tergantung kepada orang lain.
      Rasanya sudah cukup besar kesadaran semua pihak; keluarga, masyarakat, dan Negara terhadap pendidikan demi kesejahteraan warga dan rakyatnya. Tetapi apakah yang kita pikirkan hanya kehidupan dunia? Bukankah kita juga harus hidup bahagia di akhirat? Untuk mendapatkan kebahagiaan akhirat wajib bagi kita untuk mempelajari ilmunya. Namun kebanyakan orang tehadap akhirat kurang perhatian. Mereka lebih mengutamakan hayatuddun-ya. Firman Allah SWT dalam QS. AL-A’la : 16 dan QS. An-Nazi’at :37-39 :
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia.”(QS.AL-A’la:16)
Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).” (QS. An-Nazi’at : 37-39)
      Imam Abu Daud dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW bersabda :  Bahwa orang yang mencari ilmu tidak dimaksudkan untuk mencari ridha Allah, tetapi hanya untuk mencari penghidupan dunia, di hari kiamat nanti tidak akan menikmati surga.
      Ilmu dunia dan akhirat(agama) harus saling mendukung, melengkapi, dan korelasi. Dengan ilmu hisab seorang yang hendak shalat tidak perlu melihat matahari, tidak usah memperhatikan langit setiap saat menunggu gerhana, tetapi kita dapat mempersiapkan diri jauh sebelumnya.  Demikian juga dalam pelaksanaan ibadah lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar